Pidie – Aktivitas tambang emas ilegal di kawasan Tangse, Mane, dan Geumpang, Kabupaten Pidie, mulai terguncang. Para penambang kelimpungan setelah pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dari pengepul mendadak terhenti dalam beberapa hari terakhir.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, penghentian pasokan ini bukan karena kelangkaan, melainkan adanya larangan keras dari oknum aparat berbaju coklat yang mencegah masuknya solar ke lokasi pertambangan. Kondisi tersebut membuat para penambang resah karena alat berat terancam berhenti total.
“Sudah beberapa hari solar tidak bisa masuk. Katanya ada larangan. Kalau begini, alat berat bisa berhenti semua,” ungkap salah seorang penambang yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (27/9/2025).
Larangan distribusi solar ini muncul setelah Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menegaskan agar seluruh alat berat segera ditarik keluar dari hutan lindung di wilayah Pidie. Instruksi tersebut diduga menjadi dasar aparat memperketat pengawasan distribusi BBM bersubsidi yang selama ini diduga mengalir ke tambang ilegal.
Buntut dari larangan ini, sebagian penambang sudah menarik ekskavator keluar lokasi tambang, sementara sebagian lainnya masih bertahan dengan rasa was-was. “Banyak yang bingung, takut kalau operasi benar-benar disikat,” kata sumber lain.
Sorotan Publik
Tambang emas ilegal di Pidie selama ini menjadi sorotan publik karena dinilai merusak hutan lindung, mencemari aliran sungai, serta terkait dengan praktik distribusi solar bersubsidi yang lolos dari pengawasan aparat penegak hukum.
Sejumlah kalangan menilai penghentian pasokan solar merupakan momentum penting untuk menertibkan tambang ilegal secara serius. Aparat kepolisian diminta tidak lagi menutup mata terhadap praktik yang hanya menguntungkan segelintir pihak, namun merugikan masyarakat luas dan merusak lingkungan.
“Kalau polisi benar-benar serius, hentikan semua jalur distribusi solar subsidi ke tambang ilegal. Jangan hanya berhenti di isu larangan sesaat, tapi lakukan penegakan hukum. Jangan biarkan tambang emas ilegal di Pidie terus kebal hukum,” tegas seorang aktivis lingkungan di Pidie.
Kini, publik menunggu sikap tegas aparat penegak hukum: apakah benar-benar menutup tambang emas ilegal yang selama ini diduga dilindungi, atau kembali terjebak dalam pola lama—melihat, tahu, tapi memilih diam.