Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mengendalikan inflasi dan mempercepat digitalisasi pendapatan daerah. Hal itu disampaikan saat membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Aceh di ruang Serbaguna Setda Aceh, Rabu (14/5/2025).
“Pertemuan ini mencerminkan komitmen kita bersama menghadapi dua isu krusial, yaitu pengendalian inflasi dan percepatan digitalisasi. Inflasi bukan sekadar persoalan ekonomi, tapi menyangkut kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok rentan,” ujar Fadhlullah yang akrab disapa Dek Fadh.
Ia menekankan, stabilitas harga harus dijaga melalui ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, serta komunikasi efektif dengan masyarakat. Meski inflasi Aceh saat ini terkendali sesuai target nasional, tantangan ke depan semakin kompleks, mulai dari perubahan iklim hingga gejolak harga pangan dan energi global.
Dalam kesempatan itu, Wagub juga menyoroti pentingnya transformasi digital. “Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Sistem pembayaran dan tata kelola berbasis digital akan meningkatkan transparansi, efisiensi, serta memperkuat kemandirian fiskal daerah,” tegasnya.
Ia mendorong kepala daerah memberi perhatian khusus pada perangkat daerah yang menangani urusan pendapatan agar mampu memimpin transformasi digital secara menyeluruh.
Sebagai arah kebijakan ke depan, Wagub menekankan beberapa poin strategis, yakni:
- Memperkuat basis data Neraca Pangan Aceh sebagai dasar kebijakan pengendalian inflasi.
- Mengoptimalkan program SIGANTANG (Stabilisasi Harga melalui Ketahanan Pangan yang Inklusif).
- Memberi peran strategis kepada BUMD dalam distribusi pangan antarwilayah.
- Mempercepat digitalisasi sistem pembayaran daerah dengan dukungan teknologi yang aman.
- Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan perangkat daerah agar lebih inovatif.
“Kita harus menjaga kolaborasi, inovasi, dan integritas demi menjawab harapan masyarakat. Saya optimis pertemuan ini akan melahirkan komitmen konkret memperkuat daya tahan ekonomi Aceh,” pungkasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Agus Chusaini, turut menegaskan bahwa pengendalian inflasi bertujuan menjaga stabilitas harga, terutama bahan pokok, sedangkan digitalisasi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi daerah.