Banda Aceh – Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Aceh bersama masyarakat menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin (1/9/2025).
Aksi ini digelar sebagai bentuk desakan agar lembaga legislatif melakukan reformasi internal. Koordinator aksi menilai intervensi terhadap lembaga perwakilan rakyat masih terus terjadi, sehingga dibutuhkan langkah serius untuk mengembalikan fungsi dan marwah DPR.
“Hari ini kami sepakat atas nama rakyat. Kami selalu menuntut perdamaian dan penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.
Salah satu suara keras datang dari Sri Wahyuni, perwakilan masyarakat sekaligus korban konflik. Ia menilai janji-janji dalam Perjanjian Damai Helsinki hingga kini belum sepenuhnya diwujudkan.
“Kemana saya harus meminta hak kami? Kemana kami harus mengadu? Hari ini para petinggi adalah orang-orang GAM, tetapi tidak ada yang mau membantu. Kami minta jawaban dari kalian semua anggota dewan. Jangan hanya plesiran,” tegas Sri Wahyuni dalam orasinya.
Massa juga menuntut agar pemerintah dan lembaga negara menepati komitmen menjaga perdamaian Aceh. Beberapa poin tuntutan yang disampaikan antara lain:
- Reformasi internal DPRA,
- Reformasi Polri,
- Menolak pembangunan batalyon baru di Aceh,
- Pengusutan tuntas pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya di Aceh.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua DPRA, Zulfadli, turun langsung menemui massa. Ia bahkan ikut membacakan daftar tuntutan mahasiswa dan perwakilan masyarakat, sebelum menandatangani surat berisi aspirasi tersebut.
“Kami mendengarkan suara rakyat dan mahasiswa, dan akan menyampaikan tuntutan ini ke forum resmi DPR Aceh serta pemerintah pusat,” ujar Zulfadli di hadapan peserta aksi.
Aksi yang berlangsung sejak pagi hingga sore itu sempat diwarnai ketegangan. Kericuhan hampir pecah ketika massa meminta izin bermalam di gedung DPRA. Namun, permintaan itu ditolak aparat sehingga terjadi gesekan kecil. Aparat berhasil memukul mundur pendemo hingga keluar dari area gedung, dan situasi kembali kondusif hingga massa membubarkan diri.
Demonstrasi berjalan dengan pengawalan ketat aparat keamanan, dan secara umum berlangsung tertib.