Banda Aceh – Dalam rangka meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit menular, Lapas Kelas IIA Banda Aceh menggelar kegiatan Active Case Finding (ACF) Tuberculosis bagi warga binaan, Kamis (18/9/2025).
Program ini merupakan langkah deteksi dini TBC melalui skrining gejala, pemeriksaan chest X-ray (rontgen dada), serta inisiasi terapi pencegahan tuberculosis (TPT).
Kegiatan diawali dengan pendaftaran oleh warga binaan, dilanjutkan skrining gejala, pemeriksaan rontgen, hingga pelaporan hasil kepada dokter. Jika ada warga binaan yang terindikasi TBC, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan Tes Cepat Molekular (TCM) menggunakan mesin otomatis dengan hasil yang keluar sekitar 45 menit.
Seluruh hasil pemeriksaan akan dilaporkan ke dalam aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) untuk pemantauan lebih lanjut.
Pentingnya Deteksi Dini di Lapas
Kepala Lapas Kelas IIA Banda Aceh, Edi Cahyono, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular, khususnya TBC yang sangat rentan terjadi di lingkungan lapas.
“Kami sangat mendukung penuh kegiatan ini dan berkomitmen memastikan kesehatan para warga binaan dengan melakukan upaya preventif, salah satunya skrining TBC,” ujarnya.
Pelaksanaan skrining akan berlangsung selama empat hari, mulai 18 hingga 22 September 2025, dengan target 576 warga binaan.
Kegiatan ini melibatkan tim medis dari PT Cito Putra Utama, serta didampingi oleh Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Aceh, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, dan Puskesmas Ingin Jaya.
Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat menekan angka penularan TBC di lapas sekaligus meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi warga binaan.