Banda Aceh — Fenomena cuaca langka kembali muncul di wilayah Indonesia. Siklon Senyar, yang dinamai otoritas Uni Emirat Arab dan berarti “Singa”, tercatat sebagai salah satu siklon tropis yang berhasil mencapai daratan utara Sumatra pada akhir November 2025. Badan meteorologi internasional sebelumnya mengidentifikasinya sebagai Depresi Tropis BOB 09.
Siklon ini terbentuk di Teluk Benggala, bergerak ke selatan melintasi Selat Malaka, lalu memasuki wilayah Indonesia. Keberadaan siklon di kawasan ini tergolong tidak biasa, mengingat Sumatra bukan jalur utama pembentukan siklon tropis.
Angin 85 km/jam, Berdampak Luas di Aceh dan Sumatra Utara
Pada Rabu (26/11/2025) pukul 08.00 WIB, kecepatan angin maksimum Siklon Senyar mencapai 85 km/jam sebelum melemah menjadi sekitar 65 km/jam.
Dampaknya langsung terasa di sejumlah wilayah, terutama Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan daerah pesisir lainnya. Hujan lebat dan angin kencang menyebabkan longsor lokal, banjir, dan gangguan aktivitas masyarakat.
Kerentanan wilayah seperti drainase yang kurang optimal dan topografi terjal membuat intensitas hujan dari siklon ini memicu dampak yang lebih serius.
Posisi Siklon Mendekati Medan
Per pukul 15.30 WIB, pusat siklon berada di Kabupaten Langkat dan diperkirakan mencapai Kota Medan sekitar pukul 16.30 WIB. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan karena hujan dan angin diprediksi semakin kuat.
Sistem ini diperkirakan bergerak menuju Perak, Malaysia, dan melemah pada 28 November 2025.
Anomali Cuaca: Indonesia Kian Rawan Siklon?
Meski bukan jalur siklon, fenomena seperti Senyar membuktikan bahwa perubahan iklim global dapat mengubah pola cuaca. Suhu muka laut hangat dan sirkulasi atmosfer mendukung pembentukan siklon di area yang sebelumnya jarang dilewati sistem tropis.
Dampak yang perlu diantisipasi:
- Hujan ekstrem
- Angin kencang
- Banjir dan banjir bandang
- Longsor
- Gelombang tinggi di pesisir
Para ahli menilai anomali ini menjadi sinyal bahwa mitigasi bencana hidrometeorologi harus diperkuat.
Apakah Siklon Senyar Penyebab Banjir dan Longsor di Aceh–Sumut?
Siklon Senyar memiliki keterkaitan tidak langsung dengan banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah Aceh dan Tapanuli Tengah pada 25–26 November 2025, meski bukan penyebab tunggal.
Faktor utama pemicu bencana:
- Curah hujan ekstrem selama beberapa hari
- Kerusakan hutan di wilayah hulu
- Topografi perbukitan yang rentan
- Kapasitas sungai yang terbatas untuk menahan debit meluap
Video yang beredar menunjukkan gelondongan kayu terbawa arus deras, mengindikasikan adanya penebangan atau degradasi hutan di kawasan terdampak.
Siklon Senyar memicu pertumbuhan awan konvektif besar dan meningkatkan intensitas hujan di Sumatra bagian barat. Kombinasi kondisi atmosfer dan kerentanan lingkungan membuat dampaknya semakin parah.
Perlu Mitigasi dan Adaptasi Jangka Panjang
Fenomena Siklon Senyar menjadi pengingat bahwa risiko cuaca ekstrem di Indonesia meningkat. Penguatan sistem peringatan dini, perbaikan tata ruang, rehabilitasi hutan, serta edukasi publik menjadi langkah penting agar bencana serupa dapat diminimalkan.









